Bandung – Era digital telah membawa perubahan yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan kita. Tak terkecuali pada aspek ekonomi, McKinsey & Company memprediksi bahwa ekonomi digital di Indonesia akan menciptakan 3,7 juta pekerjaan baru dan meningkatkan pendapatan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) hingga 80% lebih tinggi pada tahun 2025.

Potensi Jawa Barat sebagai provinsi terbesar di Indonesia dengan populasi sekitar 49,9 juta penduduk (20% dari total penduduk Indonesia), menjadikan inovasi digital sebagai peluang besar bagi kemajuan provinsi ini. Namun, ada tiga tantangan utama yang perlu diatasi, yaitu kesenjangan digital antara masyarakat pedesaan dan perkotaan, tingkat literasi digital, dan kesadaran masyarakat pedesaan tentang kebermanfaatan inovasi digital.

Menjawab tantangan ini, program Desa Digital hadir sebagai solusi nyata. Melalui empat tahap, program ini memberikan langkah-langkah konkret untuk mengatasi ketiga permasalahan tersebut.

Tahap pertama, Desa Digital 1.0, berfokus pada pembangunan infrastruktur internet untuk meminimalisir kesenjangan digital dengan menghadirkan konektivitas di desa-desa di Jawa Barat. Kini, sekitar 93% desa di Jawa Barat telah terhubung dengan internet, membuka peluang baru dalam komunikasi, informasi, dan pengembangan usaha.

Pada tahap selanjutnya, Desa Digital 2.0, meliterasi masyarakat desa dalam memanfaatkan teknologi digital secara bijak dalam kehidupan sehari-hari. Menyadari pentingnya pemasaran online di era digital yang kompetitif, tahap Desa Digital 3.0 melibatkan para pelaku usaha dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam pelatihan digital marketing. Lebih dari 1.445 BUMDes telah mendapatkan pendampingan pemasaran digital melalui website Pahlawan Desa, yang mempermudah dan mempercepat proses pemasaran produk usaha desa.

Program pelatihan Candradimuka Jabar Coding Camp (CJCC) juga telah melahirkan 1.452 talenta digital baru dengan keterampilan di bidang mobile development, web front-end, web back-end, dan digital marketing. Para lulusan CJCC ini telah menemukan peluang kerja di berbagai sektor, membuktikan bahwa inovasi digital membuka pintu kesempatan baru bagi generasi muda Jawa Barat.

Tahap terakhir, Desa Digital 4.0, bertujuan untuk meningkatkan produktivitas masyarakat desa secara mandiri dan berkelanjutan. Dalam tahap ini, tujuh desa tematik di Jawa Barat menggali potensi sektor pertanian, perikanan, peternakan, pendidikan, kesehatan, waste management, dan multimedia melalui inovasi teknologi internet of things (IoT) dan kolaborasi.

Inovasi teknologi IoT memberi dampak positif pada berbagai sektor, misalnya pada sektor pertanian dan perikanan. Dengan penggunaan alat pengairan dan pemupukan otomatis serta pembaca kondisi tanah portable dari Habibi Garden, petani di 22 desa mengalami efisiensi penggunaan pupuk dengan penurunan modal pembelian sebesar 24,3%. Hasil panen dan keuntungan pun meningkat signifikan sebesar 55,3% dan 31,1%.

Sementara, alat eFeeder dari eFishery yang dapat dioperasikan melalui smartphone telah meningkatkan efisiensi pembudidaya ikan dan udang di 86 desa dengan mengurangi kunjungan ke kolam sebesar 33,3%, meningkatkan tingkat kelangsungan hidup ikan sebesar 50%, dan mempercepat waktu panen ikan dengan rata-rata 1,1 bulan.

Program Desa Digital Jawa Barat membawa perubahan positif yang nyata bagi masyarakat pedesaan. Melalui kolaborasi yang kuat antara pemerintah, akademisi, bisnis, komunitas, dan media, program ini membuka jalan menuju kemajuan dan kesejahteraan di desa-desa Jawa Barat.Inovasi digital membuka peluang baru, meningkatkan literasi digital, dan memanfaatkan potensi desa secara optimal. Desa-desa Jawa Barat siap menghadapi tantangan masa depan dan mewujudkan visi pembangunan yang berkelanjutan.

Penulis

Ir. H. Juwanda 

– Dewan Eksekutif Tim Akselerasi Pembangunan Provinsi Jawa Barat

– Staf Khusus Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil,  Bidang Transformasi Digital & Reformasi Birokrasi

Penulis Pendamping

Adji Putra Intan Pratama

– Koordinator Divisi Konten dan Komunikasi Jabar Digital Service