Pandemi Covid-19 telah mengguncang dunia, dan dampaknya dirasakan di berbagai sektor. Salah satu area yang paling terpukul adalah sektor ekonomi, yang berimbas langsung pada peningkatan angka kemiskinan. Tidak terkecuali Provinsi Jawa Barat, sebagai salah satu wilayah terbesar di Indonesia. Pandemi yang berlarut-larut menuntut penerapan pembatasan kegiatan masyarakat untuk mengurangi penyebaran virus. Hal ini berdampak pada sektor ekonomi yang mengalami penurunan secara signifikan. Ribuan pekerja terpaksa kehilangan mata pencaharian, menjadikan mereka rentan terhadap kemiskinan. 

Pemerintah kemudian berinisiatif untuk menyalurkan bantuan sosial yang ditargetkan pada masyarakat terdampak. Namun, salah satu tantangan terbesar dalam penyaluran bantuan adalah ketersediaan data yang valid dan lengkap. Tidak jarang ditemui data yang tidak valid, duplikasi data, serta adanya ketidaksesuaian data penerima bantuan dengan data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) dari pemerintah pusat. Hal ini memerlukan pemrosesan data secara menyeluruh dan efisien.

Berangkat dari tantangan tersebut, Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat kemudian bergerak cepat, mencoba meredam dampak ini dengan menyalurkan bantuan sosial melalui Program Solidaritas. Program Solidaritas (Sistem Online Data Penerima Bansos) merupakan pusat pendaftaraan bagi penerima bantuan. Pemdaprov Jawa Barat kemudian mengambil langakah inovatif melalui Sapawarga Jabar Super App sebagai kanal terpadu dalam pendataan dan koordinasi antara pemerintah pusat juga kabupaten dan kota. 

Di awal pengembangannya, Sapawarga Jabar Super App menyasar ketua RW sebagai pengguna awal aplikasi. Dengan melibatkan ketua RW dalam proses verifikasi dan validasi, data menjadi lebih akurat. Selanjutnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan proses data cleansing untuk memastikan bantuan sosial dapat disalurkan tepat sasaran.

Dokumentasi Jabar Digital Service

Jumlah data yang besar mengakibatkan proses data cleansing yang menerapkan 27 filter untuk sinkronisasi data tidak dapat dilakukan secara manual. Akhirnya Pemdaprov Jawa Barat mengembangkan sistem dengan komputasi tinggi untuk membantu dalam pemrosesan data ini sehingga bantuan bisa tepat sasaran.

Transparansi distribusi bantuan dijamin melalui aplikasi/website Solidaritas. Website ini menyajikan data penerima bantuan dari berbagai sumber dengan filter pada tingkat Kabupaten/Kota. Inisiatif ini memastikan bahwa bantuan mencapai yang paling membutuhkan. Keberhasilan Program Solidaritas dan Sapawarga sudah terbukti. Lebih dari 4.9 juta masyarakat Jawa Barat telah menerima bantuan sosial yang tepat sasaran. Ini adalah bukti nyata bahwa inovasi dan teknologi dapat memainkan peran penting dalam penanganan kemiskinan, terutama di tengah krisis seperti pandemi Covid-19.

Dalam menghadapi masa yang tidak pasti, langkah-langkah seperti yang dilakukan oleh Pemdaprov Jawa Barat sangat penting. Hal-hal tersbuet membuktikan bahwa, dengan inovasi dan penggunaan teknologi yang tepat, kita dapat mengatasi tantangan penanganan kemiskinan. Ini adalah pelajaran penting yang dapat kita ambil dan kita harapkan dapat diaplikasikan di wilayah lain di Indonesia.

Penulis

Ir. H. Juwanda 

– Dewan Eksekutif Tim Akselerasi Pembangunan Provinsi Jawa Barat

– Staf Khusus Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil,  Bidang Transformasi Digital & Reformasi Birokrasi

Penulis Pendamping

Adityo Trimurdani, S.Kom.

– Product Manager Lead Jabar Digital Service

Nadya Sekar Ayu

– Content Writer Jabar Digital Service