Bandung – Tiga tahun lalu, tepatnya pada tahun 2019, pandemi Covid-19 telah mengguncang dunia. Dampaknya meluas ke berbagai sektor, merenggut nyawa jutaan orang, menghancurkan ekonomi, dan mengubah cara hidup kita secara fundamental.

Dalam situasi pandemi, negara di seluruh dunia mencari solusi, menghadapi tantangan yang dihadapi, termasuk di Indonesia. Indonesia dengan negara kepulauan yang begitu luas yang terdiri dari berbagai provinsi, mengatasi masalah pandemi tidak bisa hanya mengandalkan pemerintahan di tingkat pusat. Perlu adanya solusi yang bersifat inisiatif yang lahir dari pemerintahan di tingkat provinsi.

Jawa Barat sebagai provinsi terbesar di Indonesia, menginisiasi solusi pandemi melalui teknologi. Dengan diberi nama Pikobar (Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat), platform digital milik Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat (Pemdaprov Jabar) ini hadir memberi informasi yang akurat, terkini, dan transparan kepada masyarakat terkait situasi pandemi.

Namun ternyata kala itu, situasi pandemi semakin tak terkendali, Pemdaprov menyadari, pilar teknologi yang telah dibuat belum cukup untuk menghadapi tantangan di gelombang kedua pandemi. Pemdaprov Jabar terpaksa harus berbenah, merenovasi secara cepat beberapa pilar dan ciptakan inovasi untuk selamatkan nyawa di tengah ledakan kasus baru.

Melihat mulai kolapsnya fasilitas kesehatan dan banyaknya kasus meninggalnya warga dalam isolasi mandiri. Maka, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berinisiatif agar Pikobar dapat diekskresikan pengembangannya untuk bantu warga yang sedang isolasi mandiri (Isoman).

Setelah mendapatkan instruksi dari Gubernur Ridwan Kamil, tim Pikobar langsung berjibaku kembangkan fitur Isoman dalam waktu 2 hari. Berselang 1 hari setelah diberlakukannya PPKM Darurat Jawa-Bali, Gubernur Ridwan Kamil menyatakan penghentian berbagai proyek infrastruktur di Jabar dan merilis Pikobar Isoman.

“Kita akan mengirimkan bantuan obat dan suplemen gratis. Dananya kami ambil dari pemberhentian 11 proyek infrastruktur. Mudah-mudahan membantu penanganan Covid-19 yang sedang kita lakukan di Jawa Barat”, ungkap Ridwan Kamil.

Berkolaborasi dengan Shipdeo dan beberapa penyedia jasa seperti Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo), JNE Express, dan SiCepat Ekspres, fitur ini berhasil dibangun dan mudah untuk direalisasikan kepada warga.

Bersama dokter dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat, fitur ini dilengkapi dengan layanan telekonsultasi dan penyediaan obat-obatan atau vitamin gratis bagi masyarakat yang membutuhkan saat melakukan Isoman.

Foto : Dokumentasi Jabar Digital Service

Setelah diluncurkan, respon positif dari warga Jawa Barat bermunculan. Dengan kehadiran fitur Isoman Pikobar, kebutuhan warga akan obat dan vitamin bisa dengan mudah dan cepat terpenuhi.

“Alhamdulillah vitamin sampai dengan cepat, hanya membutuhkan waktu 1-2 hari, hatur nuhun atos katampi”, ungkap Deden sofianingsih, penerima vitamin dari Desa Leuwiliang, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. 

“Alhamdulillah sangat membantu, mudah dan tidak berbayar. Hatur nuhun, Pemprov Jabar”, ungkap Kiky Furbani, penerima obat dari Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung.

“Hatur nuhun Pikobar! Gercep pisan, mugia sadaya tim dipasihan kasehatan sareng digampilkeun sagala rupina”, ungkap Adhi Ircham, penerima obat Isoman dari Desa Pasigaran, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang.

“Terima kasih Dinkes Jawa Barat yang begitu memperhatikan warga, langsung bergerak cepat untuk warga yang sedang Isoman. Multivitamin sudah diterima dengan baik”, ungkap Retna Gustira, penerima vitamin dari Lembur Situ, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang.

“Alhamdulillah saya tidak harus keluar rumah dan tidak harus keluar uang untuk mendapatkan vitamin. Terima kasih”, ungkap Shafa Nisa, penerima obat Isoman dari Kecamatan Bekasi Utara, Kota bekasi.

Tak perlu repot keluar rumah, layanan telekonsultasi, akses vitamin, dan obat gratis yang dapat diajukan lewat Pikobar, menjadi angin segar bagi warga yang sedang Isoman. Terhitung, lebih dari 22.000 permohonan obat & vitamin masuk lewat Pikobar, dimana lebih dari 800 permohonan diantaranya memerlukan resep dokter via telekonsultasi Pikobar.

Sebanyak 14 dokter telekonsultasi dari Dinkes Jabar dan tim Dokter Relawan Pikobar berjibaku selama tujuh hari penuh melayani warga yang sedang menjalankan Isoman dengan total masyarakat yang menggunakan layanan telekonsultasi yang telah masuk sebanyak lebih dari 52.000 orang.

Guna bantu percepat proses verifikasi data, tim data dari Jabar Digital Service juga turut andil dalam mengolah data permohonan vitamin & obat agar bisa segera sampai ke tangan warga. Lebih dari 14.000 paket obat dan vitamin telah diantarkan langsung ke rumah warga. Proses pengiriman oleh mitra kurir pun tidak memakan waktu lama, hanya 1-2 hari saja.

Pikobar merupakan salah satu contoh dimana teknologi digital dapat menjadi solusi dalam masa kedaruratan. Di tengah keterbatasan waktu dan mobilitas, teknologi dapat berperan sebagai alat yang memungkinkan penyebaran informasi yang cepat dan efisien, koordinasi dan respons yang lebih baik, serta pemantauan situasi secara real-time.

Dengan adanya teknologi digital, upaya penanggulangan krisis dapat menjadi lebih terkoordinasi dan responsif, sehingga membantu mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh situasi darurat tersebut.

Penulis

Ir. H. Juwanda 

– Dewan Eksekutif Tim Akselerasi Pembangunan Provinsi Jawa Barat

– Staf Khusus Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil,  Bidang Transformasi Digital & Reformasi Birokrasi

Penulis Pendamping

Rizki Adam Kurniawan

– Business Analyst Lead Jabar Digital Service

Acep Candra Suhendar, S.I.Kom

– Content Writer Jabar Digital Service